Sabtu, 17 Juli 2010

Siklus Sistem Manajemen Mutu

Ada banyak cara untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu, antara lain dengan menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action).

Berikut penjelasan dan contoh penerapannya :

a.Plan, adalah perencanaan pelaksaan metode dengan matang dan jelas. Plan dapat diartikan kembali dengan:
1.Merencanakan langkah-langkah yang akan diambil dalam menerapkan Sistem atau aturan.
2.Merencanakan sistem dokumentasi yang akan digunakan. Berdasarkan pedoman ISO, dokumentasi dapat diimplementasikan seperti dalam bentuk piramid di bawah ini.



Level tertinggi adalah Quality Manual. Petunjuk Mutu (Quality Manual) ini berisi petunjuk atau pedoman kebijakan mutu (quality policy), target, dan strategi dalam pencapaian mutu. Visi dan Misi perusahaan juga dibuat selaras dengan Quality Manual. Level tertinggi ini menjadi rujukan bagi level-level di bawahnya.

Level Kedua adalah Procedure. Level ini berisi prosedur kerja pada keseluruhan proses. Prosedur umumnya berisi penjelasan garis besar proses kerja yang bersangkutan. Pada level prosedur dijelaskan secara garis besar alur kerja, pelaksana, penanggung jawab dan dokumen yang terkait.

Level ketiga adalah Working Instruction (Instruksi kerja). Instruksi kerja adalah penjelasan terperinci dari Prosedur Kerja. Tahap demi tahap dijelaskan sejelas-jelasnya dengan tujuan untuk menstandarisasi proses kerja. Karena sifatnya yang terperinci maka sebuah Prosedur Kerja bisa terdiri atas beberapa Instruksi Kerja, tergantung pada proses kerja yang terlibat. Tujuan Instruksi Kerja adalah memandu operator melakukan pekerjaan dengan sebenar-benarnya. Instruksi kerja umumnya ditempelkan atau diletakkan disekitar area kerja yang bersangkutan sehingga operator dapat dengan mudah memperhatikan standar kerja yang seharusnya ia lakukan.

Level terendah adalah Data recorded. Level ini berupa lembar atau formulir pengisian. Gunanya untuk mendokumentasikan hasil suatu proses kerja tertentu secara jelas dan lengkap. Selain itu data recorded membantu kontrol proses kerja agar tetap berada pada aturan. Caranya dengan memperhatikan data yang terekam. Jika terdapat ketidaksesuaian data maka operator dapat segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan. Kegunaan lain dari data recorded adalah traceability (kemampuan untuk menelusuri data dikemudian hari). Traceability suatu proses sangat bergantung pada data recorded seperti ini.


b.Do, adalah pelaksanaan poin-poin plan. Do dapat pula diartikan sebagai:
1.Menerapkan sistem seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
2.Mendokumentasikan pelaksanaan Sistem dengan konsisten dan disiplin.

c.Check artinya memeriksa hasil kerja. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan dalam melaksanakan tahap Check ini, yaitu:
1.Melakukan audit internal untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan sistem.
2.Management Review untuk memeriksa ulang keberhasilan pelaksanaan sistem di lapangan.

d.Action adalah melakukan tindak-lanjut terhadap hasil check, terutama ketidaksesuaian. Dua langkah yang umum dilakukan dalam tahap action ini adalah:
1.Memperbaiki ketidaksesuaian yang terjadi.
2.Mengubah kebijakan, target, dan strategi Mutu jika ditemukan ketidakberhasilan dalam sistem.
3.Merumuskan tindakan pencegahan (preventive action) guna menghindari terjadinya ketidaksesuaian untuk yang kedua kalinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar