Senin, 06 September 2010

smart business series



buku 05 "Quality Control - Menjamin Kualitas Produk"

Kita asumsikan semua proses yang ada sudah disusun sedemikian rupa sempurnanya. Tetapi yakinkah Anda bahwa semua proses itu akan menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan harapan? Mungkin Anda yakin, namun tidak ada seorangpun yang dapat menjamin hal itu bakal terwujud, apalagi jika sudah berbicara proses reguler. Bisa dipastikan tidak akan ada produk yang sempurna.
Bagaimana Anda mengatasinya? Ya, Benar. Quality Control jawabannya. Namun tidak sembarang Quality Control, Anda harus menerapkan Quality Control dengan sesempurna mungkin, tanpa ada satu celahpun untuk produk yang tidak berkualiatas.
Dalam buku ini kami akan membahas penerapan Quality Control secara menyeluruh dan aplikatif. Pembahasan meliputi proses pemeriksaan kualitas mulai dari kedatangan material hingga pembuatan produk akhir.



buku 04 "Logistik Praktis - Cara Mudah Menguasai Ilmu Logistik"

Tidak ada satu industri pun yang mampu menghasilkan produk dengan kualitas maksimal tanpa memperhatikan material yang digunakan. Mungkin sebagian dari Anda beranggapan produk yang baik hanya datang dari proses produksi yang baik. Itu ada benarnya, tetapi tidak 100% benar. Mengapa? Karena proses industri bukan hanya produksi, ada banyak proses. Salah satunya adalah Logistik. Dan ini yang Anda perlu ingat, Produk berkualitas berasal dari material yang berkualitas. Dan Material berkualitas berasal dari proses Logistik yang berkualitas.
Dalam buku ini kami akan membahas penerapan Proses Logistik secara aplikatif. Pembahasan meliputi proses kerja, pembagian unit kerja, dan penerapan logistik.



buku 03 "membentuk industrial special force yang tangguh"

Mungkin Anda dan rekan-rekan sudah menguasai berbagai metode untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja begitu banyak. Tapi apakah Anda sudah menerapkannya dalam lingkungan kerja Anda? Seandainya sudah, apakah hasil yang diperoleh sudah maksimal?

Ya… Anda tentunya akan mengalami kesulitan mengerjakan suatu pekerjaan diluar pekerjaan reguler Anda, sementara Anda juga harus menyelesaikan pekerjaan Anda reguler tersebut.

Buku ini akan mengulas bagaimana sebaiknya Perusahaan Anda membentuk tim khusus untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan berbagai metode yang telah dikuasai. Pembentukan Tim Khusus tersebut dipaparkan secara sederhana dan praktis, sangat sesuai digunakan sebagai pedoman bagi para pelaku usaha industri, termasuk industri kecil dan menengah. Buku ini juga sangat mudah dimengerti bagi anda yang awam akan dunia industri sekalipun.



buku 02 "meraup keuntungan dengan lean manufacturing"

Pernahkah Anda perhatikan suatu Perusahaan yang memiliki pasar semakin luas dari waktu ke waktu namun profit yang dihasilkan tidak jauh berbeda dari waktu-waktu sebelumnya? Dan pernahkah Anda perhatikan lebih dalam lagi kondisi lingkungan kerja di perusahaan tersebut?

Ya Anda benar... ternyata profit suatu perusahaan tidak hanya dari penjualan saja. Sistem kerja dan kondisi lingkungan kerja turut memberikan sumbangan yang tidak kecil terhadap akumulasi profit yang akan diperoleh perusahaan tersebut. Inilah yang terjadi jika perusahaan tidak memperhatikan kondisi lingkungan kerja, profit tidak berbanding lurus dengan penjualan yang terus meningkat.

Buku ini akan mengulas beberapa metode inovasi dasar untuk meningkatkan efektivitas kondisi lingkungan kerja guna mendukung peningkatan profit bagi perusahaan. Metode tersebut dipaparkan secara sederhana dan praktis, sangat sesuai digunakan sebagai pedoman bagi para pelaku usaha industri, termasuk industri kecil dan menengah serta buku ini sangat mudah dimengerti bagi anda yang awam akan dunia industri sekalipun.



buku 01 "industri modern - ini dia konsepnya"

Terkadang konsep kerja dalam suatu industri tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting. Padahal konsep kerja sangat mempengaruhi efektifitas dan efisien kerja yang secara tidak langsung akan mempengaruhi profit perusahaan.

Buku ini mengulas Konsep Industri Modern yang dipaparkan secara sederhana dan praktis, cocok sekali digunakan sebagai pedoman bagi para pelaku usaha industri, termasuk industri kecil dan menengah serta buku ini sangat mudah dimengerti bagi anda yang awam akan dunia industri sekalipun.

------------------------------------------------------------------------
wishnuap@yahoo.com

alur kerja industri (logistik)

1. Production Planning (PP)
In Charge :
-Sales
-Prod Plan

Keterangan :
Diskusi Rencana Produksi berdasar pada kisi-kisi rencana penjualan. PP dalam tahap ini masih dalam bentuk format awal.

2. Master Production Schedule (MPS)
In Charge :
-Sales
-Prod Plan
-Inv Control
-Purchasing

Keterangan :
Purchasing memberikan informasi seputar pembelian material dan Lead Time yang dibutuhkan.

3. Material Requirements Planning (MRP)
In Charge :
-Sales
-Prod Plan
-Inv Control
-Purchasing

Keterangan :
MPS dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan pengadaan material di dalam MRP.
Pada tahap MRP, Inv.Control memberikan akurasi data lebih aktual dibandingkan pada MPS.

4. Production Planning (PP)
In Charge :
-Sales
-Prod Plan

Keterangan :
Diskusi Rencana Produksi berdasar pada kisi-kisi rencana penjualan. PP dalam tahap ini masih dalam bentuk format awal.

5. Master Production Schedule (MPS)
In Charge :
-Sales
-Prod Plan
-Inv Control
-Purchasing

Keterangan :
PP dijabarkan dalam bentuk formal MPS dan sudah menjadi kepastian untuk diproduksi.
Inv. Control memberikan informasi awal ketersediaan material yang akan digunakan.
Purchasing memberikan informasi seputar pembelian material dan Lead Time yang dibutuhkan.

6. Material Requirements Planning (MRP)
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
MPS dijabarkan lebih lanjut berdasarkan kebutuhan pengadaan material di dalam MRP.
Pada tahap MRP, Inv.Control memberikan akurasi data lebih aktual dibandingkan pada MPS.

7. Bill Of Material (BOM)
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
MRP dipecah menjadi material penyusun yang dituangkan dalam BOM. BOM berisi material-material penyusun suatu produk. Data jumlah material yang disampaikan dalam tahap ini masih berupa kisaran yang berasal database komputer.

8. Stock Opname MPS
In Charge :
-Inv Control
-Logistik

Keterangan :
Berdasarkan BOM, untuk memastikan kebenaran aktual-jumlah pada database diperiksa silang dengan aktual yang tersimpan di gudang penyimpanan. Pemeriksaan silang, atau yang biasa disebut sebagai stock opname MPS, dilakukan internal oleh tim inventory/ logistik.

9. Forecasting
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
Setelah diketahui jumlah aktual material, dan ternyata harus melakukan order kembali, maka selanjutnya dilakukan forecasting untuk memastikan material yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan MPS (availability).

10. Purchase Request (PR)
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
PR dibuat oleh User berdasar pada Reorder Point. Artinya jika material masih mencukupi untuk MPS dan berada dibawah ROP maka tidak perlu mengeluarkan PR. Namun jika kondisi sebaliknya, maka PR harus segera dikeluarkan, tentunya dengan sangat memperhatikan Lead Time.

11. Purchase Request Issue
In Charge :
-Purchasing

Keterangan :
Purchasing menerima PR. Dari PR ini Purchasing akan menganalisis dan kemudian menginformasikan (issuing) kepada beberapa supplier untuk memperoleh quotatiion (penawaran harga).

12. Quotation
In Charge :
-Purchasing

Keterangan :
Supplier membuat dan mengirimkan Quotation (penawaran harga) ke Purchasing.

Quotation dilengkapi Nomor yang jika kelak disetujui, akan digunakan sebagai acuan oleh Purchasing dalam membuat PO.

13. Permintaan Sample
In Charge :
-Purchasing

Keterangan :
Permintaan Sample material mutlak diperlukan jika :
-Supplier Baru. Artinya ini adalah transaksi yang pertama kali dilakukan oleh Supplier tersebut. untuk mengetahui kualitas material yang akan mereka supply, maka supplier harus memberikan sample terlebih dahulu.
-Material Baru atau Model Baru. Jika terjadi perubahan Model atau ada material yang lebih baru dari supplier lama, maka kualitas material tersebut harus diuji dahulu dalam bentuk sampel.


14. Penerimaan Sample
In Charge :
-QC
-Purchasing
-User

Keterangan :
Supplier mengirimkan sample material. QC akan memeriksa kesesuaian material.
Kepastian status sampel menjadi acuan apakah material dari supplier yang bersangkutan layak diorder atau tidak.

15. Quality Agreement
In Charge :
-Purchasing

Keterangan :
Jika Quotation dan kualitas material sesuai dengan yang disyaratkan maka selanjutnya, Purchasing berkoordinasi dengan QC membuat Quality Agreement.

16. Purchase Order
In Charge :
-Purchasing

Keterangan :
Jika semuanya berjalan dengan baik, Purchasing selanjutnya akan membuat dan mengirimkan Purchase Order ke Supplier.

PO ini dilengkapi Nomor PO yang didalamnya terdapat pula nomor PR dan Quotation yang bersangkutan sebagai rujukan.

17. Persiapan Gudang
In Charge :
-Logistik

Keterangan :
Pada saat bersamaan, Gudang-sebagai lokasi penyimpanan- dipersiapkan dengan berpedoman pada 5R/3R atau metoda lainnya.
Lokasi penyimpanan juga dilengkapi dengan identitas tertentu. Tujuannya untuk mempermudah proses penyimpanan dan pengambilan material.

18. Material Arrival
In Charge :
-Logistik
-Purchasing

Keterangan :
Saat Kedatangan Material (material arrival), maka segera dilakukan pemeriksaan silang antara aktual material yang diterima dengan dokumen terkait. Dokumen tersebut antara lain :

19. Input Data kedatangan
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
Material yang sesuai antara aktual dengan dokumen PO, DO, selanjutnya diinput ke dalam database komputer.
Adapun identitas yang diinput adalah :
-Part Number
-Purchase Order number
-Delivery Order number

20. Incoming Checking
In Charge :
-QC

Keterangan :
Untuk kedatangan regular, QC akan langsung melakukan pemeriksaan terhadap material-material yang baru tiba tersebut tanpa menunggu keluarnya dokumen Permintaan Pemeriksaan Material (PPM).

Sementara untuk kedatangan non-regular, pemeriksaan material dilakukan setelah QC menerima Permintaan Pemeriksaan Material (PPM) dari Logistik.

21. Status material
In Charge :
-QC

Keterangan :
Kemungkinan dan tindak lanjut terhadap status material tersebut adalah :
-Material Baik, disimpan di area penyimpanan yang sudah disiapkan dan selanjutnya dapat digunakan untuk proses produksi yang akan datang.
-Material Reject, disimpan di area RMA, untuk mendapatkan proses RMA selanjutnya.

22. Proses Penyimpanan (Storage Process)
In Charge :
-Logistik

Keterangan :
Material yang telah mendapatkan status dari Incoming Checking selanjutnya disimpan di area di dalam gudang.

Area untuk material Baik dan Reject harus dipisahkan. Material Reject sebaiknya disimpan di RMA area. Tujuannya untuk mendapatkan penggantian sesuai dengan prosedur RMA.

23. Input Penyimpanan Data
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
Identitas Material yang telah disimpan selanjutnya dimasukkan ke dalam database komputer. Adapun identitas material berupa Part Number dan lokasi penyimpanannya.

24. RMA (Return Material Authorization)
In Charge :
-Purchasing
-Logistik
-Inv Control

Keterangan :
Material reject akan mendapatkan beberapa kemungkinan tindak lanjut (sesuai prosedur RMA dalam Quality Agreement), antara lain yaitu :
-penggantian material baru
-perbaikan material yang reject
-penggantian berupa uang
-potongan pada pembelian berikutnya.

25. Inventory Control
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
Material on-hand harus selalu terkontrol baik secara langsung/aktual maupun melalui sistem database komputer.
Control Inventory dilakukan pada tiap jenis material. Point yang dikontrol sama dengan point untuk forecasting, yaitu:
-Maksimum point: jumlah maksimum material yang dianjurkan
-Minimum point: jumlah minimum material yang dianjurkan
-safety poin: jumlah material yang sebaiknya selalu tersedia, fungsinya sebagai buffer
-reorder point: jumlah dimana material harus dipesan kembali

26. Production Preparation (Persiapan Produksi)
In Charge :
-Inv Control
-Produksi

Keterangan :
Untuk mempermudah pelaksanaan, biasanya Master Production Schedule (MPS) diuraikan lagi menjadi PP harian (daily Production Planning). Salah satu tujuannya adalah untuk mempersiapkan material yang akan digunakan untuk produksi.

27. H-1 PP Material
In Charge :
-Inv Control
-Produksi

Keterangan :
Material yang akan diproduksi disiapkan terlebih dahulu dengan akurat (biasanya satu hari sebelumnya). Material-material ini selanjutnya disimpan pada area khusus untuk produksi.
Area khusus terletak tidak jauh dari lokasi produksi.

28. Shop Order
In Charge :
-logistik
-produksi

Keterangan :
Material yang dikeluarkan harus tercatat pada dokumen pengeluaran. Tujuannya adalah merekam segala aktivitas pengeluaran material dalam suatu dokumen tertulis. Pengeluaran Dokumen dari dalam area penyimpanan biasa disebut sebagai shop order document.

29. Input Pengeluaran data
In Charge :
-Inv Control

Keterangan :
Keseluruhan pengeluaran material disimpan dalam database komputer. Acuan yang digunakan adalah Shop Order documents.

30. Stock opname
In Charge :
-Logistik
-Inv control
-Asset Management

Keterangan :
Stock opname/ stock taking/closing dilakukan untuk memastikan ketepatan antara data pada komputer dengan data aktual di lokasi penyimpanan.

Sabtu, 17 Juli 2010

Siklus Sistem Manajemen Mutu

Ada banyak cara untuk menerapkan Sistem Manajemen Mutu, antara lain dengan menggunakan metode PDCA (Plan, Do, Check, Action).

Berikut penjelasan dan contoh penerapannya :

a.Plan, adalah perencanaan pelaksaan metode dengan matang dan jelas. Plan dapat diartikan kembali dengan:
1.Merencanakan langkah-langkah yang akan diambil dalam menerapkan Sistem atau aturan.
2.Merencanakan sistem dokumentasi yang akan digunakan. Berdasarkan pedoman ISO, dokumentasi dapat diimplementasikan seperti dalam bentuk piramid di bawah ini.



Level tertinggi adalah Quality Manual. Petunjuk Mutu (Quality Manual) ini berisi petunjuk atau pedoman kebijakan mutu (quality policy), target, dan strategi dalam pencapaian mutu. Visi dan Misi perusahaan juga dibuat selaras dengan Quality Manual. Level tertinggi ini menjadi rujukan bagi level-level di bawahnya.

Level Kedua adalah Procedure. Level ini berisi prosedur kerja pada keseluruhan proses. Prosedur umumnya berisi penjelasan garis besar proses kerja yang bersangkutan. Pada level prosedur dijelaskan secara garis besar alur kerja, pelaksana, penanggung jawab dan dokumen yang terkait.

Level ketiga adalah Working Instruction (Instruksi kerja). Instruksi kerja adalah penjelasan terperinci dari Prosedur Kerja. Tahap demi tahap dijelaskan sejelas-jelasnya dengan tujuan untuk menstandarisasi proses kerja. Karena sifatnya yang terperinci maka sebuah Prosedur Kerja bisa terdiri atas beberapa Instruksi Kerja, tergantung pada proses kerja yang terlibat. Tujuan Instruksi Kerja adalah memandu operator melakukan pekerjaan dengan sebenar-benarnya. Instruksi kerja umumnya ditempelkan atau diletakkan disekitar area kerja yang bersangkutan sehingga operator dapat dengan mudah memperhatikan standar kerja yang seharusnya ia lakukan.

Level terendah adalah Data recorded. Level ini berupa lembar atau formulir pengisian. Gunanya untuk mendokumentasikan hasil suatu proses kerja tertentu secara jelas dan lengkap. Selain itu data recorded membantu kontrol proses kerja agar tetap berada pada aturan. Caranya dengan memperhatikan data yang terekam. Jika terdapat ketidaksesuaian data maka operator dapat segera melakukan tindak lanjut yang diperlukan. Kegunaan lain dari data recorded adalah traceability (kemampuan untuk menelusuri data dikemudian hari). Traceability suatu proses sangat bergantung pada data recorded seperti ini.


b.Do, adalah pelaksanaan poin-poin plan. Do dapat pula diartikan sebagai:
1.Menerapkan sistem seperti yang sudah direncanakan sebelumnya.
2.Mendokumentasikan pelaksanaan Sistem dengan konsisten dan disiplin.

c.Check artinya memeriksa hasil kerja. Ada beberapa hal yang mesti dilakukan dalam melaksanakan tahap Check ini, yaitu:
1.Melakukan audit internal untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan sistem.
2.Management Review untuk memeriksa ulang keberhasilan pelaksanaan sistem di lapangan.

d.Action adalah melakukan tindak-lanjut terhadap hasil check, terutama ketidaksesuaian. Dua langkah yang umum dilakukan dalam tahap action ini adalah:
1.Memperbaiki ketidaksesuaian yang terjadi.
2.Mengubah kebijakan, target, dan strategi Mutu jika ditemukan ketidakberhasilan dalam sistem.
3.Merumuskan tindakan pencegahan (preventive action) guna menghindari terjadinya ketidaksesuaian untuk yang kedua kalinya.

Rabu, 14 Juli 2010

Tentang ISO

ISO (International Standardization Organization) adalah sebuah badan federasi internasional dari badan-badan standardisasi beberapa negara. ISO didirikan tahun 1974 dan berkedudukan di Jenewa.



Tujuan utama dari ISO adalah adanya persetujuan internasional akan suatu standar internasional.

ISO menjadi salah satu standar yang dibutuhkan oleh perusahaan pemasok untuk dapat menjual produknya ke negara-negara maju, terutama eropa. Ini yang menyebabkan perusahaan berusaha mendapatkan sertifikasi ISO, apalagi perusahaan yang berorientasi ekspor.

Sertifikasi ISO dapat diperoleh pada beberapa lembaga audit independen yang memiliki wewenang untuk melakukan audit dan sertifikasi ISO. Di lain pihak bagi perusahaan yang belum membutuhkan sertifikasi ISO namun ingin tetap dapat menggunakannya, mereka dapat mengaplikasikan requirements yang terdapat dalam ISO secara internal tanpa perlu melakukan sertifikasi.



Tujuan dari implementasi ISO sendiri sebenarnya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (customer satisfaction).Mengapa ISO bisa memenuhi kepuasan pelanggan? karena ISO memiliki poin-poin persyaratan yang secara langsung ataupun tidak langsung mengarah pada tercapainya kepuasan pelanggan. Poin inilah yang mesti dipenuhi oleh perusahaan guna mendapatkan sertifikasi ISO.